- Manusia Toksik & Manusis Antitoksik
- Sindrom Metabolik
- Pembiayaan Rumah Sakit KOMPLEMENTER TERINTEGRASI oleh BPJS
- Menangani Keluhan Pelanggan Layanan Kesehatan
- Kisah Pasien Yang Pasang Ring Jantung
- Metode Pengalihan Rokok
- Pasien Sumber Ilmu dan Motivasi, Filosofi Service Excellence Klinik Utama CMI
- Diet Slow-Carb (Karbo-Lambat Cerna) Yang Sedang Trendy
- Relaksasi Pijat Untuk Kesehatan Jantung
- Kismis Anggur, buah kering yang menyehatkan
Menghilangkan Plak dan Trombus pada Pembuluh Darah Koroner Menggunakan Ramuan Khas Klinik CMI
Oleh : dr Rizki Budiman
Untuk Menangani penyakit jantung koroner (PJK), kita memiliki dua pilihan yaitu; Metode Invasif dan Metode Non Invasif. Metode invasif di antaranya adalah pemasangan ring dan operasi bypass. Sedangkan metode non invasif meliputi minum obat secara oral.
Baca Lainnya :
- Apakah Olahraga Malam Baik untuk Kesehatan Jantung ?
- Olahraga Bagi Pekerja Kantoran
- Gabah Setengah Masak (Parboiled Rice) Untuk Diet Jantung
- Pemeriksaan Stress Test Pada Jantung
- Skrining Penyakit Jantung
Bagi beberapa orang metode pengobatan PJK non invasif merupakan pilihan dibanding metode invasif yang sarat resiko. Padahal, metode invasif sangat diperlukan ketika penyumbatan aliran darah koroner sudah di atas 70%. Selain mengganggu kualitas hidup, penumpukan plak dan trombus yang sudah lebih dari 70% ini dapat membahayakan jiwa.
Memang metode non invasif memerlukan waktu agar terlihat hasilnya, maka dari itu metode non invasiv dengan meminum obat secara oral saja lebih cocok untuk upaya yang bersifat preventif dan rehabilitatif.
Klinik Utama CMI memiliki satu metode non invasif pilihan yaitu minum obat yang dibuat, diramu, diracik, berdasarkan perhitungan elektrokimiawi yang detil dan teliti sehingga kualitas obat tak perlu diragukan. Obat yang dimaksud akan dibuat setelah ada diagnosa dokter dan hasil laboratorium lengkap. Hasil laboratorium tersebut memastikan bahwa obat yang diracik secara khusus tersebut akan sangat sesuai dengan kondisi kesehatan dan tubuh pasien.
Diedit oleh : dr Kevin Barezi Girsang