- Sindrom Metabolik
- Pembiayaan Rumah Sakit KOMPLEMENTER TERINTEGRASI oleh BPJS
- Menangani Keluhan Pelanggan Layanan Kesehatan
- Kisah Pasien Yang Pasang Ring Jantung
- Metode Pengalihan Rokok
- Pasien Sumber Ilmu dan Motivasi, Filosofi Service Excellence Klinik Utama CMI
- Diet Slow-Carb (Karbo-Lambat Cerna) Yang Sedang Trendy
- Relaksasi Pijat Untuk Kesehatan Jantung
- Kismis Anggur, buah kering yang menyehatkan
- Tempe, dulu bahan ejekan Kini jadi Primadona
Bagaimana Kita Harus Bersikap Terhadap Metode Terapi Komplementer ?
Sebuah Tinjauan Prospektif
Oleh : dr. Rizki Budiman
Terapi komplementer menurut definisi WHO adalah metode terapi Non medis konvensional yang diaplikasikan berbarengan dengan metode medis konvensional dan bukan merupakan metode tradisional di negara bersangkutan. Maka menurut definisi WHO, jamu bukan merupakan metode komplementer di Indonesia, melainkan metode pengobatan tradsional. Walau sudah ada definisi WHO, namun sebagian ahli berpendapat bahwa pengobatan tradisional jika diaplikasikan bersamaan dengan pengobatan konvensional, juga bisa dimasukkan ke dalam pengobatan komplementer. Negara kita pun melalui permenkes no 18 tahun 2018 sudah menerima metode komplementer ini sebagai bagian pengobatan yang legal.
Baca Lainnya :
- Penyakit Jantung Koroner dalam Sudut Pandang Ibnu Sina
- Pentingnya Sport Science Pada Pencegahan Penyakit Jantung Koroner
- Peningkatan Rigiditas Pembuluh Darah Pasca Pemasangan Ring Jantung dan Efeknya
- Jenis Pemasangan Ring Jantung serta Kekurangannya, Solusi Lain yang Lebih Inovatif Ada Gak?
- Korelasi Stress dengan Penyakit Jantung: Memahami Hubungan yang Berbahaya
Kita memiliki beberapa istilah yang merujuk kepada metode pengobatan non medis konvensional yaitu ; Pengobatan alternatif, pengobatan tradisional, pengobatan holistik, dan pengobatan komplementer itu sendiri. Apapun istilah yang digunakan, harus kita sadari bahwa metode-metode tersebut merupakan kekayaan khazanah dunia pengobatan, yang pada saatnya nanti, setelah berhasil melewati tahap-tahap uji klinik, akan masuk ke dalam khazanah pengobatan medis konvensional. Maka sikap kita terhadap metode pengobatan non konvensional termasuk komplementer haruslah sikap yang positif, optimis, terbuka, sekaligus waspada.
Mengapa kita harus bersikap positif, optimistis, dan terbuka ? Karena dengan perkembangan pengetahuan dari hasil berbagai penelitian di bidang Farmasi, Kedokteran, dan biologi, sangat terbuka kemungkinannya bagi terapi non konvensional untuk menjadi terapi pilihan dunia medis konvensional di masa mendatang. Dengan sikap optimis, positif, dan terbuka, maka penerimaan kita sebagai penerima manfaat metode-metode tersebut akan lebih ikhlas dan sabar. Sikap ikhlas menerima dan sabar merupakan sikap psikologis yang sangat membantu untuk kesembuhan.
LINGKUP JENIS PENGOBATAN KOMPLEMENTER
Apa saja yang termasuk ke dalam pengobatan komplementer ?
1. Intervensi Psikologi-Spiritual ; Meditasi, Yoga, berdoa, hipnoterapi, art therapy, music, terapi menulis, dll
2. Intervensi Fisiologis-biokimiawi ; herbal, jamu, FITOFARMAKA, naturopati, homeopati, bioelectric, bioenergi, dll
3. Intervensi mekanis-anatomis ; berbagai metode pijat, chiropractic, hidroterapi, dll
Diedit oleh : dr Kevin Girsang, Deliana Sinulingga