- Manusia Toksik & Manusis Antitoksik
- Sindrom Metabolik
- Pembiayaan Rumah Sakit KOMPLEMENTER TERINTEGRASI oleh BPJS
- Menangani Keluhan Pelanggan Layanan Kesehatan
- Kisah Pasien Yang Pasang Ring Jantung
- Metode Pengalihan Rokok
- Pasien Sumber Ilmu dan Motivasi, Filosofi Service Excellence Klinik Utama CMI
- Diet Slow-Carb (Karbo-Lambat Cerna) Yang Sedang Trendy
- Relaksasi Pijat Untuk Kesehatan Jantung
- Kismis Anggur, buah kering yang menyehatkan
Peningkatan Rigiditas Pembuluh Darah Pasca Pemasangan Ring Jantung dan Efeknya
Efek Samping Pemasangan Ring Jantung

Keterangan Gambar : ilustrasi pemasangan ring pada pembuluh darah
Oleh: Fernandi Agustian, S.Ked
Pemasangan ring jantung, atau stent,
adalah prosedur medis yang umum dilakukan untuk mengatasi penyempitan atau
penyumbatan pembuluh darah koroner. Meskipun prosedur ini dapat secara
signifikan meningkatkan aliran darah ke jantung, ada beberapa efek jangka
panjang yang perlu diperhatikan, salah satunya adalah peningkatan rigiditas
pembuluh darah. Artikel ini akan membahas fenomena ini dan dampaknya terhadap
kesehatan pasien.
Apa
itu Rigiditas Pembuluh Darah?
Baca Lainnya :
- Jenis Pemasangan Ring Jantung serta Kekurangannya, Solusi Lain yang Lebih Inovatif Ada Gak?
- Korelasi Stress dengan Penyakit Jantung: Memahami Hubungan yang Berbahaya
- Perubahan Tren Penderita Sakit Jantung di Indonesia: Bergeser ke Usia yang Lebih Muda
- Investasi Kesehatan Jantung: Kunci untuk Hidup Sehat dan Berkualitas
- Diet Jantung Sehat Mudah Dipahami
Rigiditas pembuluh darah merujuk
pada ketidakmampuan pembuluh darah untuk meregang dan berkontraksi dengan baik.
Pembuluh darah yang lebih kaku dapat meningkatkan tekanan darah dan mengganggu
aliran darah yang optimal, yang pada gilirannya dapat memicu berbagai masalah
kesehatan, termasuk penyakit jantung dan stroke.
Penyebab
Peningkatan Rigiditas Pasca Pemasangan Ring
- Reaksi Inflamasi:
Setelah pemasangan stent, tubuh mengalami proses penyembuhan yang dapat
melibatkan inflamasi. Inflamasi ini dapat menyebabkan penebalan dinding
pembuluh darah, yang berkontribusi pada peningkatan rigiditas.
- Pembentukan Jaringan Parut: Proses penyembuhan juga dapat menghasilkan jaringan
parut di area pemasangan stent. Jaringan parut ini dapat mengubah
elastisitas pembuluh darah, membuatnya lebih kaku.
- Perubahan Aliran Darah: Pemasangan stent dapat mengubah pola aliran darah di
sekitar area yang diintervensi, yang mungkin berkontribusi pada perubahan
biomekanik pada dinding pembuluh darah.
Efek
Peningkatan Rigiditas Pembuluh Darah
- Peningkatan Tekanan Darah: Rigiditas pembuluh darah yang meningkat dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah, yang merupakan faktor risiko untuk
penyakit kardiovaskular lebih lanjut.
- Risiko Penyakit Jantung Koroner: Meskipun stent dapat membuka penyumbatan, peningkatan
rigiditas dapat meningkatkan risiko terjadinya penyumbatan baru atau
masalah jantung lainnya.
- Gangguan Fungsi Jantung: Rigiditas pembuluh darah dapat mengganggu fungsi
jantung secara keseluruhan, berpotensi menyebabkan gagal jantung atau
kondisi jantung lainnya.
- Penurunan Kualitas Hidup: Pasien mungkin mengalami gejala seperti nyeri dada,
sesak napas, atau kelelahan yang dapat mempengaruhi kualitas hidup
sehari-hari.
Upaya
Mengurangi Rigiditas Pembuluh Darah
- Pengelolaan Gaya Hidup: Perubahan gaya hidup seperti diet sehat, olahraga
teratur, dan penghindaran rokok dapat membantu menjaga kesehatan pembuluh
darah.
- Medikasi:
Penggunaan obat-obatan seperti antihipertensi dan statin dapat membantu
mengelola tekanan darah dan mengurangi risiko kardiovaskular.
- Pemantauan Rutin: Pemantauan kesehatan jantung secara rutin setelah pemasangan stent sangat penting untuk mendeteksi dan mengatasi masalah sedini mungkin.
Pemasangan ring jantung bisa jadi salah satu upaya pengobatan penyakit jantung koroner, namun peningkatan rigiditas pembuluh darah pasca prosedur ini perlu diperhatikan. Dengan pemahaman yang baik tentang faktor-faktor yang berkontribusi dan upaya untuk mengelola risiko, pasien dapat meningkatkan kesehatan jantung mereka dan menjaga kualitas hidup yang lebih baik. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter agar memahami segala efek yg dapat ditimbulkan dari suatu prosudur pengobatan.
CMI hospital bandung hadir dengan pendekatan terapi yang berbeda dan inovatif. Dimana penanganan Penyakit Jantung Koroner (PJK) di CMI hospital bandung dilakukan tanpa tindakan invasif TANPA PEMASANGAN RING. Melalui metode terapi komplementer dengan menggunakan obat-obatan formula yang dikembangkan dari maha karya IBNU SINA yang terangkum didalam “Al-Qanun fii At-Tibb”, CMI hospital bandung mampu mengatasi Penyakit Jantung Koroner (PJK). Prisip terapi yang dilakukan ialah dengan mengatasi masalah UTAMA PJK yaitu penyempitan pembuluh darah jantung oleh PLAK Kolesterol (atherosclerosis). Formula pengobatan Ibnu Sina yang digunakan di CMI hospital mampu mengikis dan meluruhkan plak ini sehingga kondisi pembuluh darah jantung bisa kembali seperti sediakala. Formula ini juga mampu merevitalisasi kodisi pembuluh darah sehingga mencegah pembentukan dari Plak baru. Terapi komplementer jantung di CMI hispital juga tudak menyebabkan peningkatan rigiditas pembuluh darah serta minim efek samping lainnya.
ingin merasakan sendiri perbedaan terapi yang ditawarkan oleh CMI Hospital Bandung? anda dapat langsung konsultasikan masalah kesehatan jantung anda melalui nomor yang tertera di website kami. atau datang langsung ke CMI Hospital Bandung di Jalan Tubagus Ismail VII no 21. Kecamatan coblong Kota Bandung.