Perubahan Tren Penderita Sakit Jantung di Indonesia: Bergeser ke Usia yang Lebih Muda
Perubahan Tren Penderita Sakit Jantung

By CMI HOSPITAL 01 Okt 2024, 14:04:45 WIB Kesehatan
Perubahan Tren Penderita Sakit Jantung di Indonesia: Bergeser ke Usia yang Lebih Muda

Keterangan Gambar : edit by : Fernandi A.


Oleh : Fernandi Agustian S.ked

Dalam beberapa tahun terakhir, tren demografi penderita penyakit jantung di Indonesia menunjukkan perubahan yang signifikan. Penyakit jantung, yang dulunya lebih umum di kalangan orang dewasa lanjut usia, kini semakin banyak ditemukan pada individu yang lebih muda. Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan profesional kesehatan dan masyarakat.

Data dan Fakta Terkait Penyakit Jantung di Indonesia

Baca Lainnya :

  1. Prevalensi Penyakit Jantung
    Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi penyakit jantung di Indonesia mencapai 1,5% dari populasi. Namun, tren menunjukkan peningkatan jumlah kasus di kalangan usia muda, terutama di kota-kota besar. Data menunjukkan bahwa lebih dari 20% kasus baru terjadi pada individu berusia di bawah 40 tahun.
  2. Faktor Risiko Gaya Hidup
    Gaya hidup tidak sehat, seperti pola makan yang buruk dan kurangnya aktivitas fisik, menjadi penyebab utama peningkatan risiko penyakit jantung. Survei dari Global Burden of Disease Study menunjukkan bahwa Indonesia menghadapi tantangan besar dalam hal konsumsi makanan tinggi lemak, gula, dan garam, yang berkontribusi terhadap masalah kesehatan jantung.
  3. Obesitas
    Menurut WHO, prevalensi obesitas di Indonesia meningkat dari 10,5% pada tahun 2013 menjadi 21,8% pada tahun 2018. Kelebihan berat badan menjadi faktor risiko utama yang berkontribusi terhadap hipertensi dan diabetes, yang merupakan faktor pemicu penyakit jantung.
  4. Merokok
    Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa prevalensi merokok di kalangan pria dewasa Indonesia mencapai 74,3%, dan 6,5% di kalangan wanita. Kebiasaan merokok yang tinggi ini menjadi faktor risiko signifikan bagi penyakit jantung, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda.
  5. Penyakit Jantung Koroner
    Menurut data dari Perhimpunan Kardiologi Indonesia (PERKI), penyakit jantung koroner menjadi penyebab kematian utama di Indonesia, menyumbang sekitar 20% dari total kematian. Sekitar 50% kasus penyakit jantung koroner terjadi pada individu di bawah usia 60 tahun.
  6. Dampak Psikologis
    Tekanan kerja dan stres juga berkontribusi pada peningkatan risiko penyakit jantung. Banyak individu dalam rentang usia 30 hingga 40 tahun mengalami tekanan yang tinggi, baik dari segi pekerjaan maupun tanggung jawab keluarga.

Mencegah tren ini memerlukan pendekatan yang menyeluruh:

  1. Edukasi Masyarakat
    Meningkatkan kesadaran tentang risiko penyakit jantung dan pentingnya gaya hidup sehat. Program edukasi di sekolah-sekolah dan komunitas sangat penting untuk membangun kesadaran sejak dini.
  2. Promosi Aktivitas Fisik
    Mendorong anak-anak dan remaja untuk terlibat dalam aktivitas fisik secara teratur. Pemerintah dan lembaga swasta dapat berkolaborasi untuk menyediakan fasilitas olahraga yang memadai.
  3. Kampanye Anti-Rokok
    Melakukan kampanye yang berfokus pada bahaya merokok dan dampaknya terhadap kesehatan jantung. Program ini harus menyasar remaja dan orang dewasa muda.
  4. Pemeriksaan Kesehatan Rutin
    Mendorong masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, termasuk pengukuran tekanan darah dan kadar kolesterol. Hal ini penting untuk mendeteksi faktor risiko sejak dini.

Inovasi CMI Hospital melalui Program Investasi Kesehatan Jantung.

CMI Hospital Bandung sendiri memiliki program investasi kesehatan jantung yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dari mereka yang memiliki gejala maupun resiko menderita penyakit jantung. Program investasi kesehatan jantung ini terdiri dari pemeriksaan kondisi kesehatan jantung diikuti dengan terapi perubahan pola dan gaya hidup. fokus dari program investasi kesehatan jantung ini adalah untuk meluruhkan plak atherosklerosis yang terdapat di pembuluh darah koroner jantung dengan menggunakan suplemen kesehatan berdasarkan formulasi dokter IBNU SINA yang diambil dari “AL-Qanun Fii At-Tibb”. Lama program ini sendiri berjalan sekitar 4 sampai 6 bulan tergantung dengan kondisi kesehatan jantung pasien saat dilakukan pemeriksaan diawal program investasi kesehatan jantung ini dimulai.

 Perubahan tren penderita penyakit jantung menuju usia yang lebih muda adalah masalah kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia. Memahami faktor-faktor penyebab dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang efektif sangat penting untuk mengatasi tantangan ini. Dengan meningkatkan kesadaran, edukasi, dan akses ke sumber daya kesehatan, kita dapat bekerja bersama untuk menciptakan generasi yang lebih sehat dan mengurangi dampak penyakit jantung di masa depan.

direvisi oleh: dr. Kevin Barezi Girsang

 




Video Terkait:


View all comments

Tulis Komentar: